Dinkes Kota Banda Aceh melalui The Global Fund Komponen TBC melakukan Pertemuan Koordinasi Organisasi Profesi dengan Layanan Tuberkulosis Serta Pembentukan KOPI TB Kota Banda Aceh Tahun 2024 yang bertujuan untuk membentuk/merevitalisasi KOPI TBC, berkoordinasi secara rutin untuk membahas perkembangan penanggulangan TB pada tingkat kabupaten/kota dan menyusun rencana tindak lanjut (action plan) kontribusi dari berbagai sektor untuk penanggulangan TB, menyusun rencana kerja dan kontribusi dari berbagai sektor dalam mendukung Program TBC, serta menyepakati peran dan kontribusi pemangku kepentingan terkait. Kegiatan ini diadakan di Ivory Coffee & Culinary Jl. Teuku Umar No 19, Seutui, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh pada hari Kamis, tanggal 30 Mei 2024.
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beban tuberkulosis (TB) yang tinggi dan menempati posisi ke-2 atau 10% dari total kasus TBC di dunia. Selain itu, kasus TB-MDR, TB-HIV, TB-DM, TB pada anak dan masyarakat rentan lainnya juga semakin bertambah dan menjadi tantangan. Berdasarkan Laporan Global TB tahun 2023 estimasi total kasus TB mencapai 1,060,000 kasus dengan angka penemuan kasus sebanyak 821,314 atau sekitar 77%.. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030.
Berdasarkan data tersebut masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan capaian dan layanan program TBC. Keterlibatan fasyankes yang lebih luas dan layanan bermutu dapat diakses oleh masyarakat dalam bentuk jejaring yang melibatkan layanan pemerintah-swasta yang kemudian disebut sebagai Public-Private Mix (PPM) yang dibangun sebagai strategi kolaboratif dari publik-publik (provider publik sektor seperti Puskesmas, RSUD, Lapas dan Rumah Sakit TNI/POLRI, dll), public-private (Rumah Sakit Swasta, Klinik, Tempat Praktik Mandiri Dokter), dan private-private (antara Rumah Sakit Swasta dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain seperti Laboratorium dan Apotek Swasta) yang di dukung oleh Organisasi Profesi atau Komunitas dan di bawah kepemimpinan atau koordinasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, drg. Supriady R, M.Kes dalam penyampaian pemaparan tentang update kebijakan layanan TB dan Intervensi PPM di Kota Banda Aceh, mengungkapkan bahwa untuk angka penemuan kasus fasyankes swasta masih belum maksimal terutama untuk klinik dan tempat praktek mandiri dokter yang mana cukup banyak Masyarakat mengakses layanan Kesehatan di sektor swasta. Untuk meningkatkan implementasi PPM tersebut maka diperlukan koordinasi antara pihak -pihak yang terkait untuk mendukung program TBC terutama Organisasi Profesi yang terkait dan Asosiasi Fasyankes. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merevitalisasi KOPI TB, yang diharapkan dapat memberikan dukungan penuh dalam menjalankan program TBC khususnya di Kota Banda Aceh.
Adapun Narasumber pada kegiatan ini adalah berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, dan KOPI TB Kota Banda Aceh.
Berbagai pihak terlibat dalam kegiatan ini, termasu Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Progam TBC Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, KOPI TB, DPPM, IDI Cabang Aceh, PDPI, Cabang Aceh, PAPDI Cabang Aceh, IDAI Cabang Aceh, PATELKI, PPNI, IAKMI, PERSAKMI, IAI, IBI, Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN), serta Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Aceh. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk menuju Eliminasi TB 2030 di Kota Banda Aceh.