Dinkes Kota Banda Aceh Gelar Pelatihan Survey Studi EHRA

Banda Aceh – Dalam rangka mempercepat pembangunan sanitasi permukiman di Kota Banda Aceh, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah raga (Kesling dan Kesjaor) menggelar pelatihan survey studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Ibnu Sina pada hari Selasa dan Rabu, 4 s/d 5 Juni 2024.

Kegiatan studi EHRA dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga, dan sebagai salah satu bahan penyusunan buku putih Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Acara ini menghadirkan dua narasumber utama dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, yaitu Heriansyah, SKM., MPH., dan Hendri Saputra, SKM. Kedua narasumber ini memiliki keahlian dan pengalaman yang mendalam dalam bidang kesehatan lingkungan dan penilaian risiko kesehatan, sehingga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para peserta pelatihan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes., Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Syukriah, SKM., MKM, Subkoordinator Kesling dan Kesjaor, T. Meurah Azhari, SKM., M.T, serta sanitarian dari 11 puskesmas di Kota Banda Aceh. Partisipasi dari berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas sanitasi dan kesehatan lingkungan di Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada tenaga kesehatan lingkungan dalam melakukan penilaian risiko kesehatan lingkungan. “Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai metode dan teknik penilaian risiko kesehatan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan implementasi program penyehatan lingkungan,” ujarnya.

Lukman menekankan bahwa pelatihan ini sangat penting sebagai sumber informasi dan sebagai alat pemantau indikator kinerja program. “Pelatihan ini diharapkan dapat membuka wawasan para peserta dalam menerapkan program kegiatan penyehatan lingkungan. Selain itu, hasil dari studi EHRA ini akan menjadi bahan yang sangat berguna untuk perencanaan, pengambilan kebijakan, dan evaluasi program di bidang penyehatan lingkungan,” tambahnya.

Melalui Pelatihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para Tenaga Sanitasi Lingkungan (TSL) dalam menjalankan tugas mereka di 11 UPTD Puskesmas di bawah pembinaan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. “Kami berharap, melalui pelatihan ini, para TSL dapat lebih efektif dalam melakukan perencanaan, penggerakan, pengawasan, dan pengendalian program penyehatan lingkungan di wilayah kerja masing-masing,” Tutup Lukman.

Selanjutnya, salah satu narasumber, Heriansyah, SKM., MPH., memaparkan tentang pentingnya penilaian risiko kesehatan lingkungan dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. “Penilaian risiko kesehatan lingkungan adalah langkah awal yang sangat penting dalam mengidentifikasi potensi bahaya dan menentukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat,” jelas Heriansyah.

Hendri Saputra, SKM., menambahkan bahwa pelatihan ini juga akan membekali peserta dengan kemampuan praktis dalam mengumpulkan dan menganalisis data lingkungan. “Kami akan memberikan materi yang mencakup teknik survei, pengumpulan data, analisis risiko, serta penggunaan hasil penilaian untuk perencanaan dan pengambilan keputusan,” Ucap Hendri.

Dalam penutupan acara, Heriansyah mengungkapkan harapannya bahwa ilmu yang telah disampaikan dapat diterapkan dengan baik di lapangan. “Kami berharap para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan selama pelatihan ini untuk melakukan survei dan analisis risiko kesehatan lingkungan secara efektif di daerah masing-masing,” ujarnya.

Hendri Saputra juga menekankan pentingnya kolaborasi dan keberlanjutan dalam program penyehatan lingkungan. “Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada kerja sama tim dan dukungan dari seluruh pihak terkait. Kami percaya bahwa dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi masyarakat Banda Aceh,” tutup Hendri.