Banda Aceh – Gaya hidup modern yang ditandai dengan mobilitas tinggi, penggunaan teknologi digital yang masif, serta tekanan pekerjaan yang semakin besar telah berdampak signifikan terhadap pola tidur masyarakat. Kebiasaan tidur yang tidak teratur dan durasi tidur yang semakin berkurang menjadi permasalahan umum yang dihadapi banyak orang, terutama di kawasan perkotaan.
Menurut berbagai penelitian, paparan cahaya biru dari perangkat elektronik seperti ponsel, komputer, dan televisi sebelum tidur dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Akibatnya, seseorang menjadi lebih sulit untuk tidur nyenyak dan sering mengalami gangguan tidur seperti insomnia.
Selain itu, tuntutan pekerjaan yang semakin kompetitif juga mendorong banyak individu untuk bekerja hingga larut malam, mengurangi waktu istirahat mereka secara signifikan. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, seperti meningkatnya risiko penyakit jantung, obesitas, dan gangguan metabolisme, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental, termasuk stres, kecemasan, dan penurunan konsentrasi.
Gaya hidup yang kurang aktif juga turut berkontribusi pada buruknya kualitas tidur. Pola makan yang tidak teratur, konsumsi kafein atau minuman berenergi berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik membuat tubuh sulit untuk beristirahat secara optimal.
Para ahli kesehatan merekomendasikan agar masyarakat lebih disiplin dalam menjaga pola tidur dengan membatasi penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, menetapkan jadwal tidur yang konsisten, serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan kondusif. Selain itu, menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.
Kesadaran akan pentingnya tidur yang cukup dan berkualitas perlu terus ditingkatkan. Dengan mengelola gaya hidup secara bijak, masyarakat dapat menjaga kesehatan fisik dan mental mereka, serta meningkatkan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari.