Obat herbal telah lama digunakan sebagai bagian dari tradisi pengobatan masyarakat Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan obat herbal kembali meningkat seiring dengan minat masyarakat terhadap pengobatan alami dan alternatif. Namun, di balik manfaat yang diklaim, terdapat juga risiko yang perlu menjadi perhatian serius agar penggunaan obat herbal dapat berlangsung aman dan efektif.
Manfaat obat herbal antara lain diklaim mampu membantu mengatasi berbagai penyakit ringan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memberikan efek penyembuhan yang alami. Banyak tanaman obat lokal yang telah terbukti mengandung zat aktif yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti temulawak, jahe, kunyit, dan daun sirih.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, mengingatkan bahwa penggunaan obat herbal tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa pengawasan tenaga kesehatan. “Obat herbal memang memiliki potensi manfaat, tetapi jika tidak digunakan dengan tepat, dapat menimbulkan efek samping bahkan berinteraksi negatif dengan obat-obatan lain,” ujarnya.
Risiko lain yang perlu diwaspadai adalah kualitas dan keaslian produk herbal yang beredar di pasaran. Banyak produk yang tidak terdaftar resmi sehingga belum melalui uji keamanan dan efektivitas yang memadai. Kondisi ini berpotensi membahayakan konsumen dan menimbulkan komplikasi kesehatan.
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan terus mengupayakan pengawasan ketat terhadap peredaran obat herbal, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan yang benar. Penguatan regulasi, sertifikasi produk, dan pembinaan pelaku usaha herbal menjadi bagian dari strategi untuk memastikan keamanan dan manfaat obat herbal bagi masyarakat.
Dengan pendekatan yang tepat dan pengetahuan yang memadai, obat herbal dapat menjadi alternatif pengobatan yang bermanfaat. Namun, masyarakat diimbau untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum menggunakan obat herbal agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.