Diabetes melitus kini bukan lagi sekadar isu kesehatan global, tetapi telah menjadi ancaman nyata di tingkat lokal. Data dari berbagai fasilitas kesehatan menunjukkan peningkatan signifikan kasus diabetes, termasuk di Kota Banda Aceh. Kondisi ini memunculkan pertanyaan yang patut direnungkan bersama: apakah kita sedang mengabaikan ancaman yang ada di depan mata?
Diabetes, khususnya tipe 2, sangat berkaitan erat dengan pola hidup yang tidak sehat—termasuk pola makan tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, serta stres yang berkepanjangan. Sayangnya, gejala diabetes kerap tidak disadari hingga muncul komplikasi serius seperti gangguan jantung, ginjal, penglihatan, hingga luka kaki yang sulit sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, menyampaikan keprihatinannya atas tren ini. “Kami melihat adanya peningkatan jumlah kasus diabetes, baik yang terdeteksi di Puskesmas maupun melalui skrining di masyarakat. Ini menunjukkan bahwa upaya promotif dan preventif perlu semakin diperkuat,” ujarnya.
Menurut Lukman, salah satu tantangan utama adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. “Banyak masyarakat yang baru mengetahui dirinya mengidap diabetes setelah mengalami komplikasi. Padahal, penyakit ini bisa dicegah dan dikendalikan sejak dini dengan pola hidup sehat,” tambahnya.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh saat ini menggencarkan edukasi melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang menekankan pentingnya deteksi dini, konsumsi makanan bergizi, serta olahraga rutin minimal 30 menit setiap hari. Selain itu, pemantauan kadar gula darah di Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) juga terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat usia di atas 15 tahun.
Peningkatan kasus diabetes harus menjadi alarm bagi semua pihak—baik individu, keluarga, maupun pembuat kebijakan. Mengabaikan ancaman ini berarti membiarkan masyarakat menuju beban kesehatan dan ekonomi yang jauh lebih besar di masa depan. Kini saatnya mengambil langkah nyata, mulai dari meja makan hingga kebijakan publik, untuk menekan laju penyakit ini sebelum terlambat.