Lomba memasak menu kudapan atau makanan tambahan berbahan pangan lokal guna menurunkan angka stunting di Kota Banda Aceh digelar di Aula Museum Aceh, Minggu (9 November 2025). Kegiatan ini diinisiasi oleh Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, S.T., bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 50 peserta yang merupakan kader kesehatan dari wilayah Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Hadir sebagai tim juri pada lomba tersebut yakni para ahli nutrisi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Banda Aceh, yaitu Juleka, S.ST., M.Kes., dan Nursanti.


Adapun aspek penilaian meliputi kebersihan, kandungan gizi, keseimbangan porsi, keanekaragaman bahan, kreativitas, cita rasa, dan cara penyajian. Kriteria ini ditetapkan agar setiap hidangan yang dihasilkan memenuhi standar makanan tambahan yang sehat, lezat, dan bergizi seimbang.
Kegiatan ini bertujuan untuk membudayakan konsumsi pangan lokal, mendorong inovasi kuliner, meningkatkan kesadaran gizi, menekan angka stunting, serta melestarikan cita rasa tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Dalam sambutannya, Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, S.T., menjelaskan bahwa melalui lomba ini pihaknya ingin menumbuhkan semangat kreativitas dan inovasi dalam mengolah makanan berbahan pangan lokal seperti telur, sayuran, buah, dan sumber gizi lainnya.
“Harapannya, kegiatan ini mampu menjadi inspirasi bagi kader dan masyarakat dalam menyajikan makanan bergizi berbahan baku lokal di lingkungan keluarga dan Posyandu,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Wahyudi, S.STP., M.Si., yang dalam hal ini diwakili oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Nurjannah, SKM., MKM., menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. Ia menerangkan bahwa edukasi mengenai pemanfaatan pangan lokal sebagai makanan tambahan merupakan salah satu strategi yang terbukti efektif dalam pemenuhan gizi seimbang bagi balita.
“Melalui kegiatan ini kami ingin menegaskan bahwa pencegahan stunting tidak harus dengan bahan makanan yang mahal, tetapi dapat dilakukan dengan memaksimalkan potensi pangan lokal yang kaya nutrisi,” ungkapnya.
Nurjannah juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan program pemerintah dalam menciptakan generasi sehat dan unggul.
“Kami berharap para kader dapat menjadi motor penggerak perubahan perilaku konsumsi di masyarakat, khususnya dalam hal penyajian makanan untuk balita dan keluarga. Apa yang dipelajari dan dipraktikkan hari ini hendaknya dapat diteruskan ke gampong masing-masing sehingga manfaatnya dirasakan lebih luas,” tuturnya.
“Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dilakukan dan diperkuat sehingga upaya penurunan stunting di Kota Banda Aceh dapat semakin optimal dan berkelanjutan,” tambahnya.

Di akhir kegiatan, panitia mengumumkan para pemenang lomba memasak dengan rincian sebagai berikut:
-
Juara 1: Kelompok 1 dengan nilai 81,5
-
Juara 2: Kelompok 4 dengan nilai 78,8
-
Juara 3: Kelompok 6 dengan nilai 76,25
-
Juara Harapan 1: Kelompok 2 dengan nilai 74,75
-
Juara Harapan 2: Kelompok 5 dengan nilai 74,5
-
Juara Harapan 3: Kelompok 6 dengan nilai 73,8
Hasil ini menunjukkan bahwa kreativitas kader dalam mengolah pangan lokal cukup tinggi dan dapat dijadikan contoh dalam penerapan menu kudapan sehat di Posyandu maupun di rumah. Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan kreativitas yang telah ditampilkan.
