Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh menggelar diskusi dan debriefing Field Oversight Visit (FOV) Program Resilient and Sustainable Systems for Health (RSSH) di Balee Keurukon Balai Kota Banda Aceh, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kadinkes Kota Banda Aceh Wahyudi, S.STP, M.Si, Kepala Bappeda Kota Banda Aceh Rosdi, ST., M.Si, Kepala DPMG Kota Ritasari Pujiastuti, AP., serta perwakilan Dinas Kesehatan Aceh, RSUDZA, BLKM Aceh, dan Dinas Kesehatan Aceh Besar. Hadir pula mitra nasional dan internasional seperti Kementerian Kesehatan RI, WHO, UNDP, ADINKES, Global Fund, serta anggota Technical Working Group (TWG) RSSH.
Pada forum diskusi tersebut, Ketua Tim FOV, dr. Esty Febriani, M.Kes, memaparkan hasil kunjungan lapangan yang dilakukan sejak 10–13 November 2025, mencakup evaluasi pelaksanaan program RSSH, termasuk sektor prioritas AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM).
dr. Esty menyampaikan bahwa Banda Aceh menunjukkan kemajuan signifikan dalam penanggulangan TB, mulai dari tingginya kepatuhan minum obat, rendahnya kasus loss to follow up di puskesmas, hingga adanya inovasi layanan berbasis masyarakat. Dalam aspek AIDS dan malaria, ia menekankan pentingnya penguatan sistem surveilans, perluasan edukasi publik, serta peningkatan akses layanan kesehatan yang lebih inklusif dan kolaboratif.
“Upaya eliminasi ATM membutuhkan sistem kesehatan yang kuat, data yang akurat, dan kolaborasi lintas sektor. Banda Aceh memiliki modal awal yang baik untuk mempercepat capaian ini,” ungkap dr. Esty.
Kadinkes Kota Banda Aceh Wahyudi, S.STP, M.Si mengapresiasi seluruh masukan dan rekomendasi dari tim FOV. Ia menegaskan komitmen Pemko Banda Aceh untuk terus memperkuat layanan kesehatan, terutama dalam mendukung target eliminasi AIDS, TB, dan malaria, sejalan dengan visi Banda Aceh Kota Kolaborasi.
Kegiatan ini menjadi ruang penting bagi pemerintah daerah, mitra pembangunan, dan pemangku kepentingan untuk menyatukan langkah dalam memperkuat sistem kesehatan yang tangguh, berkelanjutan, dan responsif terhadap tantangan penyakit menular di Kota Banda Aceh.
