Banda Aceh – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) menggelar pertemuan evaluasi intervensi spesifik stunting tahun 2024. Acara ini berlangsung di Balai Kerukon Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh pada hari Selasa dan Rabu, 28 s/d 29 Mei 2024.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah, Bachtiar S.Sos, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, Kepala Bidang Kesmas, Syukriah, SKM., MKM, serta 11 Kepala Puskesmas dalam wilayah kerja Kota Banda Aceh. Selain itu, turut hadir Tim Pelaksana Gizi (TPG) dari 11 Puskesmas dan para penanggung jawab bidang terkait, serta Satuan Tugas (Satgas) Stunting Kota Banda Aceh.
Dalam sambutannya, Bachtiar S.Sos menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi dan memperbaiki program intervensi stunting yang telah dilaksanakan. “Kegiatan ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan merumuskan strategi perbaikan guna mencapai target penurunan angka stunting di Kota Banda Aceh,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya perbaikan data yang lebih akurat dalam upaya penanganan stunting di masa mendatang. “Harapannya, untuk selanjutnya, harus ada perbaikan data yang lebih akurat sehingga intervensi yang dilakukan bisa lebih tepat sasaran,” tambah Bachtiar.
Bachtiar S.Sos juga menghimbau seluruh pihak terkait untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam pelaksanaan program stunting. “Saya menghimbau semua pihak untuk bekerja sama dengan lebih baik, meningkatkan komunikasi, dan memastikan setiap langkah intervensi berjalan sesuai dengan rencana,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembenahan dalam sistem pelaporan dan monitoring stunting. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan memperkuat sistem pelaporan serta monitoring stunting. Ini penting agar setiap upaya yang dilakukan dapat terukur dan memberikan hasil yang maksimal,” ujar Lukman.
Lukman juga menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai bahaya stunting dan cara pencegahannya. “Kami akan lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang baik, dan kesehatan lingkungan untuk mencegah stunting. Keterlibatan masyarakat sangat krusial dalam keberhasilan program ini,” jelasnya. Selain itu, ia menyoroti perlunya dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan organisasi non-pemerintah, dalam upaya penanggulangan stunting di Banda Aceh.
Pada acara tersebut, turut hadir sebagai narasumber dr. Yusrizal, Sp.A dari RSUD Meuraxa dan dr. T. Kharrif Indra Utama, SPOG. Kedua narasumber ini memberikan pemaparan mengenai pentingnya deteksi dini dan intervensi gizi pada anak-anak untuk mencegah stunting. Dr. Yusrizal, Sp.A menjelaskan, “Deteksi dini terhadap tanda-tanda stunting sangat penting agar intervensi bisa dilakukan secepat mungkin. Peran tenaga kesehatan di Puskesmas sangat krusial dalam hal ini.” Sementara itu, dr. T. Kharrif Indra Utama, SPOG, menekankan pentingnya peran ibu hamil dalam mencegah stunting. “Kesehatan ibu hamil harus menjadi perhatian utama. Asupan gizi yang cukup selama kehamilan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dan mencegah stunting sejak dini,” ujarnya.
Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Banda Aceh, serta memperkuat komitmen semua pihak terkait untuk bekerja lebih keras dalam mencapai target yang telah ditetapkan.