Banda Aceh – Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh menggelar kegiatan peningkatan kapasitas surveilans gizi bagi tenaga kesehatan puskesmas di Aula Ibnu Sina pada Senin (14/10). Acara yang dihadiri oleh para tenaga kesehatan tersebut bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas surveilans gizi di lapangan. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan data gizi yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan, sejalan dengan upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan di kota Banda Aceh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes., membuka acara ini secara resmi. Dalam sambutannya, Lukman menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan masyarakat. Ia didampingi oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Syukriah, SKM., MKM., yang turut memberikan arahan kepada para peserta.
Sebanyak 44 peserta hadir dalam kegiatan ini, terdiri dari Tenaga Pelaksana Gizi sebanyak 11 orang, Bikor 11 orang, penanggung jawab program anak 11 orang, penanggung jawab UKS 11 orang, serta penanggung jawab laporan surveilans gizi Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh sebanyak 1 orang. Mereka mengikuti sesi yang dipandu oleh narasumber dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Aceh, Junaidi, SKM., M.Kes., yang membawakan materi tentang teknik surveilans gizi berbasis elektronik.
Dalam sambutannya, Lukman menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa para tenaga kesehatan puskesmas memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai mekanisme surveilans gizi, khususnya terkait aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). “Dengan adanya peningkatan kapasitas ini, kami berharap data yang dikumpulkan dari lapangan menjadi lebih komprehensif dan terpadu, sehingga kualitas data tidak diragukan lagi dan dapat mendukung perencanaan program kesehatan yang lebih efektif,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi di antara para tenaga kesehatan untuk memastikan bahwa pelaksanaan surveilans gizi berjalan lancar. “Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk menyamakan persepsi dan memperkuat pemahaman kita bahwa tanggung jawab terkait e-PPGBM adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan begitu, kita dapat memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan kondisi di lapangan,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga sebagai upaya untuk membangun komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama dalam aspek gizi masyarakat di Kota Banda Aceh.