BANDA ACEH – Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) bersama Yayasan Aceh Hijau mengadakan audiensi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh, Senin (9/12/2024). Kegiatan yang berlangsung di Aula Khawla ini bertujuan untuk memperkuat landasan pengelolaan sanitasi aman di Kota Banda Aceh, sebagai langkah strategis dalam mendukung kesehatan lingkungan masyarakat.
Audiensi ini turut dihadiri oleh Kadinkes Kota Banda Aceh, Lukman, SKM.,M.Kes, Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Banda Aceh, Syukriah, SKM., MKM., Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) drg. Supriady R., M.Kes., serta Penanggung Jawab Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinkes Kota Banda Aceh, Teuku Meurah Azhari, SKM., MT. Selain itu, sejumlah perwakilan dari Yayasan Aceh Hijau, Sanitarian, dan pihak-pihak terkait lainnya juga hadir untuk memberikan masukan serta mendiskusikan langkah-langkah strategis yang diperlukan.
Dalam audiensi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes., memberikan sambutan yang menggambarkan visi strategis pemerintah daerah dalam mewujudkan sanitasi yang layak dan aman sebagai bagian dari agenda pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.
“Sanitasi aman bukan sekadar fasilitas, tetapi merupakan pilar utama dalam membangun kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Dalam konteks Kota Banda Aceh, pengelolaan sanitasi yang efektif tidak hanya berdampak pada kesehatan lingkungan, tetapi juga pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” ujar Lukman.
Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya ini. “Melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, dan mitra pembangunan seperti Yayasan Aceh Hijau dan UNICEF, kami berharap dapat menciptakan solusi yang holistik dan berbasis data untuk mengatasi berbagai tantangan sanitasi. Data yang dihasilkan dari survei sanitasi setempat akan menjadi landasan ilmiah bagi perencanaan program dan kebijakan yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Selain itu, Lukman menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam mendukung keberhasilan program ini. “Kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi aman menjadi kunci keberhasilan dari semua upaya yang dilakukan. Oleh karena itu, penyuluhan yang menyertai survei ini adalah langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai kesehatan lingkungan yang berkelanjutan pada masyarakat,” jelasnya.
Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini, khususnya kepada UNMUHA, Yayasan Aceh Hijau, dan tim sanitarian yang bekerja dengan dedikasi tinggi. “Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang solid, Kota Banda Aceh dapat menjadi contoh kota dengan pengelolaan sanitasi terbaik. Kami berkomitmen untuk terus mendukung dan memperluas program-program yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat,” tutup Lukman dengan optimisme.
Selanjutnya, Salah satu program utama yang dibahas dalam audiensi adalah survei sanitasi setempat menggunakan perangkat inspeksi sanitasi (On-Site Inspection Tool atau OSIT). Survei ini telah dilaksanakan sejak tahun 2022 hingga 2023, dengan melibatkan 3.209 rumah tangga sebagai responden. Pada tahun 2024, survei ini akan diperluas dengan target tambahan 1.000 rumah tangga, mencakup 25 desa yang tersebar di sembilan kecamatan di Kota Banda Aceh.
Survei ini dilaksanakan oleh tim sanitarian yang bekerja sama dengan mahasiswa UNMUHA di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Data yang dikumpulkan mencakup kondisi fasilitas sanitasi rumah tangga, pengelolaan limbah domestik, serta perilaku masyarakat terkait kebersihan lingkungan. Selain pengumpulan data, kegiatan ini juga diiringi dengan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sanitasi aman.
Diharapkan, kolaborasi ini tidak hanya mampu memetakan kondisi sanitasi secara komprehensif, tetapi juga menghasilkan kebijakan dan langkah-langkah perbaikan yang berkelanjutan. Dengan dukungan semua pihak, Kota Banda Aceh dapat mewujudkan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan nyaman bagi seluruh warganya.