Minuman Manis vs Rokok: Mana yang Lebih Berbahaya?

Gaya hidup modern kerap dikaitkan dengan meningkatnya konsumsi minuman manis dan kebiasaan merokok. Meski keduanya memiliki risiko kesehatan, perdebatan tentang mana yang lebih berbahaya terus menjadi sorotan. Lalu, bagaimana pandangan para ahli mengenai dampak kesehatan dari minuman manis dan rokok?

Menurut data Kementerian Kesehatan, konsumsi minuman manis berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Minuman manis mengandung kadar gula yang tinggi, yang jika dikonsumsi secara terus-menerus, dapat membebani fungsi organ, terutama pankreas dan jantung.

Di sisi lain, rokok telah lama dikenal sebagai penyebab utama berbagai penyakit serius, seperti kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan gangguan pernapasan. “Zat kimia berbahaya dalam rokok, seperti nikotin dan tar, memiliki dampak destruktif pada hampir seluruh organ tubuh,” ungkap Dr. Ridwan Putra, seorang ahli pulmonologi.

Namun, para pakar sepakat bahwa dampak negatif dari keduanya tidak dapat dibandingkan secara langsung. “Minuman manis dan rokok memiliki mekanisme berbeda dalam merusak kesehatan,” jelas Dr. Ridwan. “Namun, keduanya sama-sama meningkatkan risiko kematian dini jika tidak dikendalikan.”

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk membatasi konsumsi minuman manis dan menghindari kebiasaan merokok demi menjaga kesehatan jangka panjang. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan regulasi, seperti penerapan cukai pada produk minuman manis dan rokok.

“Pilihan ada di tangan kita,” tutup Dr. Ridwan. “Kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan.”