Banda Aceh – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh melalui Program Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pemberdayaan Masyarakat kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya percepatan penurunan stunting. Pada Selasa, 20 Mei 2025, Dinkes menggelar kegiatan edukasi dan penyuluhan pencegahan stunting yang dipusatkan di Aula Puskesmas Batoh.
Kegiatan berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 11.30 WIB dan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri atas ibu balita, kader Posyandu, serta tokoh masyarakat dari wilayah kerja Puskesmas Batoh. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap faktor penyebab dan cara-cara efektif dalam mencegah stunting pada anak, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes., yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Penanggung Jawab Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Nana Mirzana, SKM., M.Si.
Dalam sambutannya, Nana Mirzana, SKM., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan cegah stunting ini merupakan bagian dari strategi promotif dan preventif Dinas Kesehatan dalam mendukung program nasional percepatan penurunan stunting, yang menekankan pentingnya peran lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat. Ia juga menegaskan bahwa upaya pemberdayaan keluarga, khususnya ibu balita dan kader Posyandu, sangat penting dalam membentuk perilaku hidup sehat sejak dini.
“Pencegahan stunting harus dimulai dari rumah. Melalui edukasi ini, kami berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan yang mampu menerapkan dan menyebarluaskan informasi seputar pola asuh, gizi seimbang, sanitasi, dan pelayanan kesehatan yang benar,” ujar Nana Mirzana dalam sambutannya.
Sebagai narasumber utama, dr. Mutia Winanda, M.Gizi., Sp.GK., menyampaikan materi komprehensif mengenai pentingnya gizi seimbang, praktik pemberian makan yang benar pada bayi dan anak, serta pencegahan anemia pada ibu hamil dan remaja putri. Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini masalah gizi dan perlunya peran aktif keluarga dalam mendukung tumbuh kembang anak.
“Stunting bukan hanya masalah tinggi badan yang kurang, tetapi juga mencerminkan gangguan perkembangan otak yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, intervensi harus dimulai dari hulu, yaitu sejak remaja, masa kehamilan, hingga usia dua tahun,” terang dr. Mutia dalam paparannya.
Selama kegiatan berlangsung, peserta tampak antusias mengikuti sesi penyuluhan, diskusi interaktif, dan tanya jawab. Beberapa peserta juga berbagi pengalaman seputar peran Posyandu dan tantangan dalam mendampingi pertumbuhan anak di lingkungan masing-masing.
Melalui kegiatan ini, Dinkes Kota Banda Aceh berharap agar seluruh elemen masyarakat semakin teredukasi dan berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan serupa direncanakan akan dilaksanakan secara berkelanjutan di wilayah kerja Puskesmas lainnya sebagai bentuk komitmen membangun generasi sehat, cerdas, dan unggul di masa depan.