Dinkes Banda Aceh Bersama Global Fund Gelar Orientasi Peningkatan Kapasitas Kader dan Pengelola Posyandu ILP Angkatan II

Banda Aceh – Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Program Pelayanan Primer bekerja sama dengan Global Fund dalam skema Resilient and Sustainable System for Health (GF-RSSH), menggelar kegiatan Orientasi Peningkatan Kapasitas Kader dan Pengelola Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) Angkatan II . Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 11 Juli 2025, bertempat di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh.

Sebanyak 27 kader Posyandu dari wilayah kerja Puskesmas Meuraxa menjadi peserta dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari lima gampong, yaitu Gampong Asoe Nanggroe (5 orang), Gampong Blang Oi (5 orang), Gampong Blang (5 orang), Gampong Lambung (5 orang), dan Gampong Lampaseh Aceh (5 orang) serta 2 orang kader pustu lampaseh aceh. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan transformasi layanan primer yang menempatkan Posyandu sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan berbasis komunitas.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes., yang membuka kegiatan Orientasi Peningkatan Kapasitas Kader dan Pengelola Posyandu ILP Angkatan II secara resmi, didampingi oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), Isril, SKM, dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Syukriah, SKM., MKM. Turut hadir pula Koordinator Program Pelayanan Primer Dinkes Kota Banda Aceh, Novi Hildayani, SKM., MKM, serta Petugas Teknikal GF-RSSH, Muhammad Sutan Reza, SKM., MKM.

Dalam sambutannya, Kadinkes Kota Banda Aceh menyampaikan bahwa kader Posyandu memiliki posisi yang sangat penting dalam menyukseskan transformasi layanan primer. Ia menegaskan bahwa peran kader bukan sekedar pelaksana kegiatan, tetapi juga sebagai penggerak dan fasilitator yang menjembatani masyarakat dengan layanan kesehatan dasar. “Kader merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di gampong. Dalam konteks transformasi layanan primer, peran mereka sangat krusial untuk memastikan layanan promotif dan preventif dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Lukman.

Lebih lanjut, Lukman menekankan pentingnya pemahaman dan penguasaan terhadap 25 kompetensi Posyandu ILP agar kader mampu mencapainya secara optimal, berdasarkan standar dan kebutuhan masyarakat. Ia juga berharap agar kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kader dalam memberikan layanan yang berkualitas, serta menjadi agen perubahan yang dapat mendorong pola hidup bersih dan sehat di lingkungan masing-masing. “Kami berharap seluruh peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam praktik nyata di lapangan. Pemerintah kota melalui Dinas Kesehatan akan terus berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan,” tutupnya.

Adapun narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, yakni dr. Dara Juliana, M.Kes., Yuliani Ibrahim, SKM., M.Pd., Ph.D., dan Irnazulfita Z, SKM. Narasumber ketiga tersebut juga ikut berperan sebagai pendamping praktik lapangan. Selama kegiatan, peserta mendapatkan materi secara intensif terkait penguatan 25 kompetensi dasar kader Posyandu ILP, teknik edukasi dan komunikasi perubahan perilaku, pengelolaan data dan pelaporan, serta pemahaman menyeluruh mengenai peran kader dalam sistem rujukan dan pelayanan kesehatan berbasis komunitas.

Memasuki hari keempat, peserta mengikuti kegiatan praktik lapangan yang dilaksanakan langsung di gampong. Kegiatan praktikum ini meliputi simulasi pelayanan Posyandu ILP serta kunjungan rumah oleh kader, yang bertujuan untuk mendeteksi dini masalah kesehatan masyarakat, menyampaikan edukasi, serta melakukan kunjungan rumah untuk memantau kondisi sasaran secara langsung. Seluruh kegiatan lapangan ini dilaksanakan dengan pendampingan langsung dari para narasumber dan fasilitator, sehingga peserta memperoleh bimbingan teknis secara aplikatif di lapangan sesuai standar layanan primer.

Dengan terselenggaranya kegiatan orientasi ini, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh berharap agar seluruh kader dapat menjalankan peran dan fungsinya secara profesional, mandiri, dan berdaya, sehingga keberadaan Posyandu ILP benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai ujung tombak layanan primer yang terintegrasi dan berkelanjutan.