Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Bidang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan Pertemuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Klinik yang berlangsung selama tiga hari, pada 18–20 November 2025, bertempat di Puskesmas Kuta Alam. Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta, terdiri dari 30 perwakilan Klinik dan 10 peserta dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.
Kegiatan dimulai dengan laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Mainita Sary, SKM, MKM. Dalam laporannya, beliau menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam upaya mencegah dan meminimalkan risiko infeksi yang dapat menular kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung, serta masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Setelah penyampaian laporan, acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh yang diwakilkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, dr. Nuraihan, MKM. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa penerapan PPI merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga mutu dan keselamatan pelayanan kesehatan.
“PPI bukan hanya memenuhi ketentuan regulasi, tetapi merupakan budaya keselamatan yang harus ditanamkan di seluruh fasilitas kesehatan. Melalui praktik kebersihan tangan, penggunaan APD yang tepat, pengelolaan limbah medis yang baik, hingga sterilisasi alat yang benar, kita dapat menekan risiko infeksi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan,” ujar dr. Nuraihan.
Untuk memperkuat pemahaman peserta, kegiatan ini menghadirkan narasumber yang telah bersertifikat Training of Trainer (TOT) dan Manager of Training (MOT), yakni:
- Hilda Chandra, MKM – Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
- Mutyawati, MKM – Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
- Nurul Hady, M.Kep
Dalam sesi materi dan diskusi, para narasumber menekankan pentingnya penerapan langkah-langkah PPI secara konsisten di setiap unit pelayanan kesehatan. Mereka juga menyoroti pentingnya peran seluruh tenaga kesehatan dalam membangun budaya keselamatan sebagai bentuk tanggung jawab profesional.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan, serta komitmen peserta dalam mengimplementasikan program PPI secara berkelanjutan. Dengan bekal materi dan pengalaman diskusi selama kegiatan, setiap klinik diharapkan mampu melakukan perbaikan berkelanjutan dalam upaya menurunkan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh berkomitmen untuk terus menguatkan kapasitas tenaga kesehatan dan meningkatkan standar keselamatan pasien di semua fasilitas layanan kesehatan.
Pertemuan ini berlangsung dengan lancar, interaktif, dan penuh antusiasme peserta sebagai wujud nyata komitmen bersama dalam menciptakan layanan kesehatan yang aman dan bermutu bagi masyarakat.
