Dinkes Kota Banda Aceh Gelar Pertemuan Peningkatan Kapasitas Tracer Covid-19

Banda Aceh – Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit melakukan kegiatan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Tracer Covid-19, Selasa dan Kamis (25 dan 27 Mei). Pertemuan dilaksanakan di Aula Ibnu Sina Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Lukman, SKM., M.Kes..

Pada pertemuan tersebut para peserta yang terdiri dari tracer, surveilans dan penanggung jawab TLI (Tes Lacak Isolasi) Puskesmas diberikan pembekalan oleh Kepala Dinas dan narsumber dari Kementerian Kesehatan RI sebelum diterjunkan ke wilayah kerjanya masing-masing.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Lukman, SKM., M.Kes  mengatakan, seiring dengan meningkatnya kasus secara signifikan di Kota Banda Aceh, upaya 3 M ( mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) serta 3 T ( tracing, testing, treatment ) terus digalakkan. Upaya tracing dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran dengan melacak kontak erat dari kasus terkonfirmasi.

“Babinsa dan Babinkamtibmas sebagai salah satu figur yang dekat dengan masyarakat dan memiliki kemampuan untuk melakukan persuasi kepada masyarakat kita harap mampu mempercepat proses pelacakan” ujarnya.

Lukman juga berharap keberadaan tracer ini mampu meningkatkan akurasi data dilapangan, sehingga nantinya dapat meminimalisir kesenjangan data antara Kota dan Provinsi.

Sementara itu Helpdesk SILACAK Regional 1 dari Direktorat Surkarkes Kementerian Kesehatan RI, dr. Eka Dewi Srituti Mulyati, MKM., yang mengisi materi dan terhubung melalui aplikasi zoom meeting tersebut menjelaskan tujuan dan cara penggunaan aplikasi SILACAK.

“Aplikasi SILACAK ini bertujuan memudahkan pelacakan penyebaran Covid-19, nantinya para petugas dapat melakukan tracking dan tracing di wilayah kerja masing-masing menggunakan aplikasi ini”, ungkapnya

Ditempat yang sama Pj. Fungsional Epidkes Madya Dinkes Kota Banda Aceh dr. Media Yulizar, MPH., menjelaskan langkah – langkah pelacakan tracer sesuai dengan KMK No. HK.01.07/MENKES/3062/2021 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021 Tentang Penggunaan RDT-AG Dalam Pemeriksaan Covid-19.

“Pertama yang harus dilakukan adalah wawancara terhadap kasus terkonfirmasi Covid-19. Kemudian dilakukan identifikasi, wawancara, kemudian karantina lalu dilakukan entry test pada kontak erat”, ungkapnya.

Apabila hasil dari entry test negatif maka kontak erat akan melanjutkan karantina dan akan dilakukan exit test pada hari kelima karantina. Kemudian apabila ditemukan hasil negatif maka karantina selesai.

“Sementara untuk kontak erat yang mendapatkan hasil positif dari entry test dihari pertama karantina maka yang bersangkutan akan melakukan isolasi kasus terkonfirmasi Covid-19”, ujar dr. Media.

Untuk kondisi Covid-19 di Kota Banda Aceh per hari Rabu (26/5), Kabid P2P Dinkes Kota Banda Aceh Desvita, SKM., M.Kes., menjelaskan ada penambahan sebanyak 30 kasus positif baru dimana 3 diantaranya adalah nakes, kemudian sembuh 12 orang, dan tidak ada penambahan untuk pasien meninggal.

“Secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Kota Banda Aceh per hari ini (26/5) tercatat 3121 kasus, angka kesembuhan pasien Covid-19 mencapai angka 2734 orang (87,6 persen), meninggal dunia sebanyak 111 orang (3,6 persen) dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 276 orang (8,8 persen)”, ungkap Desvita.