Banda Aceh – Puskesmas Lampulo menggelar lokakarya mini tribulanan pertama bersama lintas sektor yang dilaksanakan dikantor camat Kuta Alam, Kamis (24/02).
Pada acara tersebut turut hadir camat Kuta Alam, Kepala Puskesmas Lampulo, Wakapolsek Kuta Alam, Kasi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Banda Aceh Perwakilan sekolah, seluruh keucik dan kader dalam wilayah kerja Puskesmas Lampulo.
Camat Kuta Alam Arie Januar, S.STP, M.Si menyampaikan bahwa disetiap gampong harus terbentuk Rumah Gizi Gampong (RGG) atau Rumah Desa Sehat (RDS) dalam rangka pencegahan dan penanganan sunting di gampong.
“Setiap keucik harus mengalokasikan anggaran dari dana desa berupa pemberian makanan tambahan (PMT) stunting selama 90 hari atau 3 bulan,” ujarnya.
Arie Januar berharap adanya strategi yang inovatif guna menurunkan angka stunting dan kasus gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Lampulo, seperti memberdayakan kader untuk melakukan screening terhadap anak-anak, bayi dan baduta (bayi dibawah 2 tahun) agar dapat menjaring anak dengan kondisi gizi buruk dan stunting.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Kasi Kesehatan Keluarga & Gizi Siti Fatimah, S.TP mengatakan menu untuk anak stunting harus bervariasi dan diolah untuk memenuhi nutrisi dan protein yang tinggi.
Diakhir pertemuan dilakukan seremonial penggalangan komitmen untuk kesepakatan penurunan angka stunting dan kasus gizi buruk diwilayah kerja Puskesma Lampulo.