(JAKARTA) — 70 persen penderita kanker serviks di Indonesia terlambat dideteksi, bahkan kanker serviks ini saat ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono dalam diskusi tentang kanker serviks, Jumat (2/2) di Jakarta.
“Kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada perempuan di Indonesia. Namun, 70% perempuan terdiagnosis kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, pengobatan pada stadium ini menjadi kurang efektif. Akibatnya, 50% perempuan yang terdiagnosis kanker serviks meninggal dunia karena penyakit tersebut”, ungkap Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono.
Prof. dr. Dante menekankan pentingnya skrining sedini mungkin untuk mengatasi masalah kanker serviks ini.
“Salah satu penyebab kematian tertinggi untuk kanker wanita di Indonesia adalah kanker serviks. Skrining kanker serviks sebagai salah satu modalitas utama untuk menanggulangi tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia,” ujar Prof. Dante.
Strategi Pemerintah Atasi Masalah Kanker Serviks
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia antara lain vaksinasi HPV kepada anak-anak perempuan usia sekolah dan melakukan skrining deteksi kanker serviks sedini mungkin untuk perempuan-perempuan Indonesia. Bahkan, pemerintah sudah melakukan pilot project vaksinasi HPV gratis di sekolah-sekolah di Jakarta.