Dinkes Kota Banda Aceh Gelar Sosialisasi Juknis : Pemeberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal Bagi Ibu Hamil Dan Balita

Banda Aceh – Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi menggelar kegiatan sosialisasi juknis “pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal bagi ibu hamil dan balita” untuk tenaga kesehatan Puskesmas dan Tenaga Pelaksana Gizi (TPG), bertempat di Aula khaula Dinkes kota Banda Aceh, Kamis (2/5).

Rangkaian acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam bidang kesehatan, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Lukman, SKM., M.Kes, serta Kabid Kesmas Syukriah, SKM., MKM. Turut hadir pula para Kepala Puskesmas dan Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) yang berperan langsung dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, menyampaikan pandangannya terkait urgensi dari kegiatan sosialisasi ini. Beliau menekankan bahwa pemberian makanan tambahan yang tepat dan berbasis pada bahan pangan lokal memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan ibu hamil dan balita, serta berpotensi untuk mengurangi angka kekurangan gizi di Kota Banda Aceh.

Melalui pertemuan ini, diharapkan tenaga kesehatan puskesmas dan TPG dapat memahami secara komprehensif tata cara serta pentingnya pemberian makanan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan gizi, khususnya bagi ibu hamil dan balita. Kesadaran akan pentingnya asupan gizi yang tepat diharapkan akan menjadi landasan bagi perbaikan kesehatan dan pertumbuhan optimal bagi ibu hamil dan balita di Kota Banda Aceh.”tutup Lukman”.

Dalam kesempatan yang sama, Kabid Kesmas Sukriah, SKM., MKM memberikan penekanan yang lebih lanjut terkait peran strategis tenaga kesehatan puskesmas dan TPG dalam menjaga kesehatan masyarakat secara holistik. Beliau menggarisbawahi bahwa sinergi antara kedua entitas ini bukan hanya sebatas dalam menyediakan pelayanan kesehatan, tetapi juga dalam membangun hubungan yang erat dengan masyarakat sebagai mitra dalam mencapai kesehatan yang optimal.

Lebih lanjut, Syukriah juga menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas mereka, terutama dalam menghadapi perkembangan gaya hidup modern yang cenderung mengarah kepada pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, ia mendorong para peserta untuk menghadirkan pendekatan-pendekatan inovatif dalam memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan sehat dan gaya hidup aktif kepada masyarakat.

Selain itu, Syukriah juga menekankan perlunya adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung upaya sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan dan gizi. Beliau mengajak para tenaga kesehatan puskesmas dan TPG untuk memanfaatkan berbagai platform digital guna mencapai lebih banyak lapisan masyarakat, terutama generasi muda yang cenderung lebih terkoneksi dengan teknologi.