Dinkes Kota Banda Aceh Gelar Pertemuan Koordinasi Dan Sosialisasi Dengan Kepala Desa Dalam Program Imunisasi.

Banda Aceh- Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P ) melaksanakan Pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi dengan Kepala Desa dalam Program Imunisasi yang berlangsung di Aula Ibnu Sina, Selasa (29/11).

Pertemuan Koordinasi ini turut dihadiri oleh PJ Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq,SE., M.si., Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Lukman, SKM., M.Kes, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P ) drg. Supriyadi R, M.Kes, Sekretaris IDAI Aceh dr Zaki Akbar, SP.A, dan 11 Kepala Puskesmas, serta 90 orang Kepala Desa/Kechik Kota Banda Aceh.

Bakri Siddiq dalam sambutannya  mengatakan bahwa pertemuan koordinasi dan sosialisasi terkait program imunisasi ini memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan kita bersama, karena program imunisasi ini merupakan sebuah upaya untuk melindungi anak-anak kita dari penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. selanjutnya, dengan adanya kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan cakupan program imunisasi  rutin baik itu di tingkat puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun tingkat Provinsi.

Dalam Kesempatan yang sama dr. Zaki Akbar, SP.A menjelaskan bahwa Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan program ini, Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974, dan pada tahun 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus, Hepatitis B, serta  Penumonia.

Salah satu indikator pencapaian pelaksanaan kegiatan program imunisasi adalah cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan persentase desa yang mencapai Imunisasi dasar lengkap pada bayi sebesar 90 % dan seluruh desa/kelurahan ditargetkan mencapai UCI. Sampai saat ini berdasarkan laporan rutin yang disampaikan dari semua wilayah persentase UCI desa/kelurahan masih rendah, demikian juga halnya dengan pencapaian imunisasi dasar lengkap bayi.

Berdasarkan hasil analisa kendala terbesar yang menyebabkan angka cakupan imunisasi dasar lengkap tetap rendah pada beberapa  daerah antara lain disebabkan tingginya angka drop-out yang disebabkan banyak hal antara lain kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya sosialisasi terkait jadwal dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat, kekhawatiran adanya efek samping imunisasi dan isu vaksin haram ditengah-tengah masyarakat. Akumulasi yang rentan karena tidak lengkap status imunisasinya akan meningkatkan resiko terjadinya KLB.