Percepat Penurunan Stunting di Kota Banda Aceh, Bulog Serahkan Bantuan Beras Fortivit

Banda Aceh – Perum Bulog bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh memberikan bantuan beras berkualitas tinggi bervitamin (Beras Fortivit) sejumlah 3330 pcs kepada Pemerintah Kota Banda Aceh di gampong Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Kamis (21/4).

Bantuan tersebut nantinya akan disalurkan bagi 74 balita di Kota Banda Aceh dan dialokasikan untuk konsumsi selama tiga bulan.

Hadir dalam kegiatan Bulog Peduli Gizi tersebut Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita, Kepala Bulog Aceh Irsan Nasution, Kepala BKKBN Perwakilan Aceh Sahidal Kastri, Sekdako Amiruddin, Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Tati Meutia Asmara, Kadinkes Lukman, dan beberapa kepala SKPK dilingkungan Pemko Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita mengatakan kegiatan ini merupakan wujud dukungan Bulog terhadap upaya peningkatan gizi masyarakat, salah satunya melalui penyediaan produk pangan yang sehat, berkualitas dan kaya nutrisi.

Kami memproduksi beras bervitamin yaitu fortivit yang sangat baik untuk pencegahan stunting dikarenakan didalamnya kaya akan kandungan mikronutrien, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn),” ungkapnya.

Febby juga menjelaskan, sebelumnya beras fortivit ini sudah didistribusikan juga ke beberapa daerah lain di Indonesia.

“Dibeberapa wilayah yang sudah menerima beras fortivit ini, setelah dikonsumsi oleh anak selama 3 bulan terlihat adanya peningkatan berat badan dan juga tinggi badan pada anak tersebut,” ujar Febby.

Sementara itu Aminullah Usman optimis Kota Banda Aceh dapat menekan angka stunting di tahun 2022.

“Seluruh elemen di Kota Banda Aceh, mulai dari BKKBN, Bulog, Dinas Kesehatan semuanya memiliki program dalam upaya penurunan angka stunting,” ungkapnya.

Saat ini angka stunting di Kota Banda Aceh yaitu 23,4 persen, angka tersebut merupakan yang terendah di Aceh berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi balita stunted (tinggi badan menurut umur).